Beberapa
waktu lalu ketika saya melintasi salah satu jala protokol di Kota Surabaya, ada
sebuah spanduk yang menrut saya sangat provokatif. Spanduk tersebutberisi
tulisan seperti ini, “AWAS PKI MUNCUL LAGI, BANGUN KEKUATAN RAKYAT, USIR
KOMUNIS”. Sungguh mengejutkan ditengah suasana reformasi dan rencana pemerintah
menghapus memori kelam peristiwa G30S/PKI. Memang jika dilihat dari sejarah
yang kita dengar maupun kita baca pada tulisan-tulisan mengenai sejarah
terutama yang membahas mengenai pemberontakan G30S/PKI, bahwa PkI merupaka
salah satu organisasi politik yang dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan 9
petinggi ABRI waktu itu yang saat ni kitaa kenal sebagai “Pahlawan Revolusi”.
Selepas dari peristiwa kelam tersebut, ada beberapa hal yang mengganjal
mengenai pemberontakan di malam awal Oktober 1965 itu. Hal tersebut adalah Apa benar yang melakukan penculikan atau
pemberontakan tersebut adalah PKI? Atau malah yang melakukannya adalah
oknum-oknum yang mengaku atau memang anggota PKII?
Dari beberapa tulisan yang
pernah saya baca, mengatakan bahwa ada campur tangan pihak “asing” sebagai
dalang dalam pemberontakan berdarah tersebut.
Pada kesempatan kali ini saya tidak
akan membahas mengenai “PKI”nya akan tetapi saya akan membahas mengenai ajarran
yang dibawa PKI ke Indonesia, yaitu KOMUNIS. Sekarang PKI memang sudah tidak
ada di Indonesia . tapi saya masih sangat yakin bahwa ajaran komunis masih ada
dan berkembang di Indonesia. Dan yang menjadi pertanyaan disini adalah masih
relevankah ajaran komunis di Indonesia? Jika melihat dari prespektif kebanyakan
masyarakat Indonesia pada saat ini, maka bisa dikatakan bahwa komunis merupakan
ajaran yang “HARAM” hukumnya di Indonesia. Terlepas dari komunis yang merupakan
ideologi PKI, kebanyakan masyarakat Indonesia terutama tokoh-tokoh agama
jelas-jelas menolak komunis dikarenakan konsep “ketuhanan”nya. Dalam manifesto
komunis, memang komunis tidak mengenal yang namanyaa theos atau Tuhan. Mereka
menganggap bahwa Tuhan memang tidak ada. Jika memang demikian, maka komunis
memang tidak bisa diterima di Indonesia, apalagi menjadi sebuah deologi Bangsa
karena Bangsa Indonesia adalah Bangsa Timur, yaitu Bangsa yang mengenal Tuhan.
Apakah komunis yang dibawa PKI
adalah Komunis yang seperti itu? Salah satu tokoh besar komunis di Indonesia,
Tan Malaka pernah menulis bahwa “komunis di Indonesia adalah Komunis Indonesia
bukan seperti komunis yang ada di Eropa sana”. Komunis Indonesia yang dimaksud
adalah komunis yang sudah disesuaika dengan kultur Bangsa Indonesia. Komuniss
di Indonesia tidak seperti komunis yag ada di Eropa, komunis Indonesia juga
mengenal akan Tuhan. Komunis Indonesia hanya mengadopsi masalah ekonomi,
sosial, dan politik. Dalam urusan ketuhanan mereka menganggap bahwa hal tersebut
adalah urusan individu masinhg-masing. Contohnya adlaah Tan Malaka, dia adlah
seorang anak dari Keluarga pesantren di Padang.
Jadi, apakah masih layak jika komunis ditolak hanya berdasarkan kosep
ketuhanannya semata? Bukannya saya memihal pada pihak komunis ataupun memihak
pada pihak Agamis, akan tetapi saya hanya mengingatkan bahwa dalam menentukan
terhadap suatu permasalahan baik itu masalah ekonomi, sosial, budaya, atau
bahkan ideologi, kita harus objektif dan dinamis. Mulai saat ini kita harus mulai
menyatukan kekuatan kita bukan berdasarkan ideologi atau ajaran semata, tetapi berdasarkan tujuan dan musuh bersama.
Begitulah pesan Soekarno pada kita. Dengan momentum Hari Sumpah Pemudaini
haruslahkita sadar akan persatuan kita. Bangsa ini besar bukan karena Orang
jawa, Orang Sumatra, Orang Papua, Orang Sulawesi, Orang Maluku, maupun Orang
perorang yang lain. Bukan pula karena orang Islam, Orang Islam, Orang Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, ataupu Orang Konghucu, Bangsa ini akan menjadi besar
karena persatuan kita, PERSATUAN INDONESIA.
Semoga
Bermanfaat....
MERDEKA!!!!!!!
Itu kata malaka, komunis itu ya...tetep komunis lah: tidak bertuhan
BalasHapusItu kata malaka, komunis itu ya...tetep komunis lah: tidak bertuhan
BalasHapusKomunis itu bukan tidak ber Tuhan, yang beranggapan seperti itu adalah salah besar.
BalasHapusYang tidak mengenal Tuhan adalah Atheis