Jumat, 02 November 2012

Mahasiswa Bukan Hanya Agen Perubahan



           Mahasiswa adalah kaum intelektual yang hidup dan sedang studi di kampus. Itu merupakan pengertian mahasiswa secara sempit. Akan tetapi pengertian secara luas apakah hanya seperti itu?. Saya rasa tidak hanya seperti itu. Mahasiswa bukan hanya sekadar belejar dan mengikuti kuliah didalam kelas. Mahasiswa memiliki peran dan tanggung  jawab yang besar terhadap masyarakat. Mungkin ketika anda baru masuk perguruan tinggi dan mengikuti ospek, pasti anda akan sering mendengar kata-kata agent of change, social control, dan moral force. Kata-kata itulah peran dan tanggung jawab yang harus dilakukan mahasiswa.
            Perjalanan sejarah bangsa Indonesia juga tidak terlepas dari peranan mahasiswa. Salah satu contoh peran mahasiswa bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia adalah peristiwa reformasi 1998. Peristiwa runtuhnya rezim Orde Baru ini terlihat jelas peranan mahasiswa didalamnya. Dengan membawa semangat sebagai agen perubahan, mahasiswa berbondong-bondong turun ke jalan untuk menyuarakan reformasi.
           
Namun, jika kita cermati peristiwa tersebut kita dapat melihat bahwa mahasiswa disini hanya sebagai agen. Yang artinya mahasiswa hanya sebagai pembawa reformasi bukan sebagai kreator. Dan yang paling memperihatinkan ada yang mengatakan bahwa mahasiswa dalam peristiwa reformasi hanya digunakan sebagai tameng atau tumbal oleh oknum-oknum yang ingin meruntuhkan rezim Orde Baru. Mekipun niatnya baik, pantaskah hal ini terjadi pada mahasiswa ?padahal mahasiswa adalah kaum intelektual  yang tidak seharusnya diperlakukan seperti itu.
            Dari pernyataan di atas, pastilah timbul dalam pemikiran kita lantas bagaimana seharusnya mahasiswa bertindak ?. Jika kita cermati lebih dalam, mahasiswa merupakan kaum intelektual yang mapu berpikir kritis, objektif, serta logis dalam mengambil sebuah keputusan. Hal-hal ini sudah cukup bagi mahasiswa untuk menjadi seorang kreator perubahan bukan hanya sebagai agen. Balum lagi seorang mahasiswa haruslah independen.
            Dengan modal seperti itu, menurut saya bukan hal yang mustahil seorang mahasiswa manjadi kreator perubahan untuk bangsa ini bukan hanya sebagai agen perubahan. Sekarang hanya tergantung niat dari mahasiswa itu sendiri. Apakah benar-benar manjalankan  perannya untuk bangsa dan negara. Ataukah hanya sekadar kuliah untuk kepentingan diri sendiri. Hal ini memang bersifat sangat subjektif dan tidak bisa dipaksakan. Namun yang mengkhawatirkan ialah ketika mahasiswa tersebut apatis, terlarut dalam hedonisme dan menjadi masalah bagi masyarakat. Jika hal ini terjadi pada sebahagian besar mahasiswa Indonesia, maka kehancuran bangsa ini sudah di depan mata.
            Maka dari itu, marilah kita renungkan bersama. Apa yang akan kita sumbangan kepada negara. Apakah sebuah perubahan yang progresif, ataukah malah sebuah kehancuran. Karena di tangan kitalah para mahasiswa masa depan bangsa ini ditentukan . Itu semua terserah kalian. Tapi ingatlah kita hidup sebagai mahasiswa dipilih bukan dilotre. Tanggung jawab besar bagi kita untuk menjalankan amanah ini. HIDUP MAHASISWA ...... !!!!!

1 komentar: