Selasa, 27 November 2012

Sosio Demokrasi Versus Kapitalisme


          Demokrasi ialah suatu sistem pemerintahan dimana kedaulatan berada di tangan rakyat. Demokrasi bisa juga dikatakan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Namun, demokrasi seperti apa yang seharusnya ada di negara kita? Apakah dengan kita memilih sendiri wakil dan presiden kita saja itu sudah cukup? Saya rasa demokrasi bukan hanya seperti itu. Bung Karno dalam pidatonya yang berjudul  ”Demokrasi Politik dengan Demokrasi Ekonomi=Demokrasi Sosial” berkata bahwa ada tiga jenis demokrasi, yaitu demokrasi politik, demokrasi ekonomi, dan demokrasi sosial. Dan demokrasi sosiallah yang menjadi tujuan dalam tulisan ini.
            Jika melihat realita yang ada di negara kita, demokrasi politik sudah dilakasanakan lewat pemilu. Sementara itu, apakah demokrasi ekonomi sudah terwujud? Karena demokrasi politik tanpa demokrasi ekonomi tidak bisa menjadi demokrasi sosial. Demokrasi dimana rakyat tidak hanya mendapat hak politik, tetapi juga mendapat hak ekonomi. Adanya ketimpangan antara hak politik dan ekonomi dalam demokrasi tidak lain dan tidak bukan  disebabkan oleh tumbuh suburnya kapitalisme di negara kita ini.
           
Kapitalisme sendiri merupakan paham yang menganggap dimana pemilik modal bisa menjalankan usahanya untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Hal ini akan mengakibatkan eksploitasi besar-besaran terhadap SDA maupun SDM yang kita punya. Yang kaya makin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini karena orang yang tidak punya modal hanya akan menjadi pekerja bagi para kapital. Proletarisasi terjadi dimana-mana, kesenjangan sosial semakin bertambah lebar. Pemerintah hanya bertindak sebagai wasit yang melihat para kapital bermain-main di perekonomian negara, dan mengambil tindakan jika terjadi pelanggaran. Padahal pemerintah juga harus ikut bermain agar para kapital tersebut tidak melakukan pelanggaran. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?
            Kapitalisme merupakan produk dari liberalisme yang mengagungkan kebebasan individu. Memang di negara kita menghargai kebebasan, namun bukan kebebasan ynag sebebas-bebasnya. Ada nilai dan norma yang harus dipatuhi. Dan lebih mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Dalam sistem kapitalisme sendiri kepentingan kapital menjadi tujuan utama, sedangkan para pekerja yang telah bekerja keras hanya diberikan imbalan yang bisa dikatakan pas-pasan atau bahkan kurang. Hal ini tentu saja bertentangan dengan sila ketiga pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Para kapital yang diharapkan bisa mengentas kemiskinan, telah gagal menjalankannya karena adanya kapitalisme.
            Sedangkan sosio demokrasi meletakkan kebebasan dalam hal berpolitik dan juga dalam hal ekonomi. Paham ini beranggapan bahwa jika hak kita dalam ekonomi sudah dipenuhi, maka hak politik akan mengikutinya. Tidak bisa dipungkiri jika dalam kegiatan politik, faktor ekonomi berpengaruh besar. Dalam negara berkembang seperti negara kita sumber-sumber kekuasaan berupa kekayaan berpengaruh besar dalam proses mandapatkan kekuasaan. Misal, jika kita ingin menjadi seorang presiden kita harus berkampanye. Dan kampanye membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa jual-beli suara terjadi di negara ini. Hal ini terjadi tidak lepas dari kehidupan ekonomi masyarakat kita yang pas-pasan bahkan kekurangan. Artinya, hanya orang-orang yang beruang saja yang bisa mendapatkan kekuasaan.
            Jika semua penduduk di negara kita rata-rata kehidupan ekonominya berkecukupan, maka praktik jual-beli suara tidak akan terjadi. Dan proses pemilihan pemegang kekuasaan akan berjalan dengan baik, sehingga  akan terwujud masyarakat yang sejahtera. Semua berhak memilih wakilnya sesuai dengan nuraninya. Tidak ada lagi paksaan dari kanan maupun kiri.
            Lantas, apakah sosio demokrasi ini bisa terwujud? Sementara kapitalisme sudah menjadi ideologi yang tertanam kuat pada para kapital kita. Menurut saya itu bukan hal yang tidak mungkin terjadi. Caranya ialah harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah, swasta/kapital, serta masyarakat. Pemerintah bertugas sebagai pembuat regulasi dalam bentuk undang-undang maupun peraturan pemerintah. Regulasi yang seperti apa? Tentu saja regulasi yang adil seesuai dengan pancasila.
            Untuk swasta/kapital, mereka harus mengganti tujuan bahwa mereka juga harus memperhatikan para pekerjanya dan  tidak mementingkan diri sendiri. Bagi masyarakat sendiri, hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan sosio demokrasi ialah dengan ikut aktif baik sebagai pelaku maupun sebagai pengawas. Jika tiga elemen ini mampu menjalankan tugasnya masing-masing sosio demokrasi akan terwujud di negara ini dan kapitalisme yang menjadi penyakit serius bangsa ini dapat ditinggalkan dan hilang dari negara ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar