Dalam setiap
perjalanan sebuah Bangsa, pasti banyak sekali mengalami perubahan-perubahan.
Perubahan-perubahan ini baik dari sistem ekonomi samapai dengan sistem sosial yang
ada dalam Bangsa-bangsa tersebut. Menurut Tan Malaka dalam Pandangan Hidup
(1948), ada lima model masyarakat yang telah dilalui atau digunakan oleh
Bangsa-bangsa di Dunia. Lima model masyarakata tersebut adalah komunis asli,
masyarakat budak (slave), masyarakat feodal (budak serf), masyarakat kapitalis,
serta masyarakat sosialis.
Model yang
pertama adalah masyarakat komunis asli. Masyarakat ini ada ketika belum ada
alt-alat produksi, dimana berburu masih menjadi mata pencaharian utama. Ciri
khas dari pada masyarakat kominis asli adalah kerja sama dan gotong royong
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya, alat dan hasil produksi sepenuhnya
dimilki bersama dan digunkan bersama, sehingga dinikmati bersama. Model
masyarakat seperti ini masih belum memerlukan negara atau bisa dikatakan belum
ada negara.
Kepemilikan bersama atas alat dan hasil
produksi telah hilang dan tergantikan dengan kepemilikan individu. Hal ini menimbulkan adanya kelas-kelas sosial
dan pemerasan yang dilakukan kaum
pemilik alat produksi terhadap pekerja terjadi sehingga pertentangan antar
kelaspun tidak dapat dihindari. Dari pertentangan-pertentangan
yang terjadi inilah, munculah sebagai wadah untuk menyelesaikan konflik dan
menjadi juri antara kaum pemilik modal dengan kaum pekerja. Wadah tersebut
adalah negara beserta perangkat-perangkatnya seperti polisi, tentara,
kehakiman, dan penjara.
Munculnya
negara yang semestinya dapat menyelesaikan konfliik antara kelas ini, ternyata
berbanding terbalik denggan fungsi aslinya. Disini negara cenderung “memihak”
kaum pemilik modal dan malah semakin membuat kaum pekerja tertindas oleh sistem
perbudakan yang dibbuat oleh kaum pemilik modal.
Model yang
ketiga adalah masyarakat feodal dimana rja dan bangsawan memegang keuasaan
penuh terhadap negara beserta pelengkapnya. Pada model masyarakat ini
perkembangan alat-alat produksi semakin maju dari pada model sebelumnya. Selain
semakin majunya teknologi, pabrik-pabrik dan manufaktur sudah mulai tumbuh
semakin semakin banyak manusia yang
dipekerjakan. Pada model masyarakat ini perttentangan dan perbudakn yang
dilakukan oleh satu kelas ke kelas lain masih berlangsung dan tidak semakin
berkurang ketimbang model masyarakat sebelumnya. Namun perbudakan yang terjadi
dalam model masyrakat ini sedikit berbeda dengan model masyarakat sebelumnya.
Jika model sebelumnya menyebut budak dengan mmbudak slave yang artinya budak
tersebut tidak memilki alat produksi maupun hasilnya sendiri, maka pada model ini budak yang disebut dengan budak serf yang
artinya budak terebut masih diizinkan untuk memiilki alat produksi sendiri dan
menikmati hasil produksinya tersebut walaupun setelah dipotong pajak. Jadi,
budak yang ada pada model ini diberi kesempatan untuk berproduksi dan hasil
dari produksinya akan disetor kepemegang kekuasaan dan sisa dari setorannya
tersebut dinikmati sendiri untuk menghidupi keluarganya.
Model masyarakat
yang kelima adalah masyarakat kapitalis. Modernisasi melanda semua sektor kehidupan
tidak terlepas alat-alat produksi. Dominasi keluarga kerajaan dan bangsawan
telah diganti oleh pemilik modal besar. Kepemilikan setiap individu diakui.
Dari sinilah muncul yang namanya undang-undang demokrasi. Budak slave dan budak
serf sudah tidak dibutuhkan lagi dalam sebuah proses produksi, sehingga mereka
harus disekolahakan terlebih dahulu agar bisa mengoperasikan mesin-mesin
produksi. Dan inilah awal munculnya kelas ploretar yanng sebelumnyya merupakan
budak-budak.
Pada
masyarakat kapitalis ini memang setiap individu berhak membangun suatu industri
sesuka mereka. Namun pada lkenyataannya, persaingan ekonomi yang ketat dan
terbuka mamaksa para pengusaha-pengusaha kecil gulung tiikar lebih cepat dan
menjual uusaha mereka kepada pengusaha yang memilki modal-modal besar. Hal ini
menyebabkan kaum proletar semakin bertambah banyak dan penghisapan terhadap
mereka juga semakin kuat. Karena didesak harus menghidupi keluarganya, kaum
proletar ini terpaksa menjual tenaga merka dengan harga murah kepada para kapitalis.
Pertentangan
antar kelas juga masih terjadi di model masyarakat kapitalis ini, bahkann
pertentangan yang terjadi menjadi perjuangan kelas proletar yang semakin kuat
dan masiv. Ancaman yang berupa mogok kerjapun menjadi kunci dari perlawanan
kaum proletar untuk memerdekakan diri mereka dari para kapitalis. Disaat inilah
peran negara beserta para pelengkapnya
bertindak sebagai pencegah dari mogok kerjanya kaum proletar dan
revolusi yang mereka perjuangkan dengan memakai
topeng “wasit” yang tidak memihak sana maupun sini.
Walaupun
dicegah oleh negara beserta pelengkapnya dalm melakukan revolusi, namun
perjuangan kaum proletar dalam mewujudkan revolusi telahh sukses dibeberapa
negara seperti Rusia. Dan suksesnya revolusi proletar inilah yang memmbawa kita
ke model masyrakat yang kelima, yaitu model masyarakat sosialis. Model
masyarakat yang seperti ini merupakan model masyarakat dimana alat dan hasi
produksi dimiliki bersama, dikerjakan bersama, dan dinikmati bersama seperti
halnya model masyarakat komunis asli namun lebih modern.
Akan tetapi
model masyarakat seperti ini tidak menghentikan pertentangan antar kelas.
Pertentangan-pertentangan tersebut masih
terjadi meskipun keadaan sudah berbalik dimana kaum proletar yang menguasai
kaum kapitalis. Negarapun kini memihak kaum proletar dan menindas kaum eks
kapitalis. Muncuulah penguasa baru, yaitu penguasa ploretariat dan muncul kaum
tertindas baru, yaitu kaum eks kappitalis.
Demikian
model-moodel masyarakat yang pernah ada di dunia ini yang digolongkan dengan
melihat sektor ekoonomi terutama kepemilikan alat-alat produuksinya. Dan yang
menjadi pertanyaan disini adalah model yang mana yang ada pada masyarakat
Indonesia saat ini???? Semoga bermanfaat.....
MERDEKA !!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar