Mungkin
tulisan ini akan menjadi tulisan saya yang terakhhir di tahun ini. Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba
melakukan refleksi serta curat mengenai apa saja yang terjadi di 2013. Bisa dikatakan
2013 menjadi tahun paling berwarna bagi saya. Jika di 2013 saya setengah menjadi siswa dan setengah tahunnya lagi menjadi mahasiswa, maka di 2013 ini saya
full menjadi mahasiswa. Di tahun ini pula saya mengalami pendialektikaan dalam
berpikir. Secara langsung maupun tidak langsung, cara berpikir saya sedikit
berubah dari tahun lalu. Pada 2013 saya juga kainginan saya menulis sangat
besar. Walaupun produktivitasnya tidak terlalu baik. Miungkin hal ini
dikarenakan kesibukan di kampus yang membuat saya jarang bahkan tidak sempat
untuk manulis atau lebih tepatnya untuk mengupload tulisan.
Dalam
2013 ini, mata pena pun akhhirnya bisa mulai hidup. Walaupun belum banyak yang
ngisi. 2013 ini juga manjadi tahun yang buruk bagi keidupan politik saya di
kampus. Bergain politik saya dan kawan-kawan bisa dikatakan sedikit meredup
dibandingkan dengan 2012.
Tapi sisi baik dari menurunya bargain politik kami
adalah membuat semangat kami yang sedikit luntur menjadi kembali bangkit. Walupun
diwarnai dengan banyak maslaah dan cobaan. Hhehhehhe
Dari
sudut kehidupan berbangsa dan bernegara, hal yang menjadi topik utama dalam tahun
2013 tentu saja masih seputar korupsi, kenaikan harga, serta pemilu. Menurut saya
tiga poin inilah yang banyak diperbincangkan dan menjadi menarik perhatian
publik. Seperti tahun-tahun sebelumnya, korupsi masih menjadi trending topic sebagai masalah yang
paling banyak menarik perhatian publik. Hal yang menjadi spesial pada kasus korupsi
tahun ini adalah banyaknya pejabat pemerintah yang terseret. Baik dari kalangan
eksekutif, legislatif, hingga yudikatif pun ikut terseret dalam lubang hitam yang
disebut “korupsi”. Tetapi yang masih sama dari tahun ke tahun mengenai
penindakan kasus korupsi adalah dari tahun lalu hingga tahun ini masih
sama-sama lambat.
Ternding topic selanjutnya adalah
kenaikan harga. Kenaikan harga yang sangat banyak menarik perhatian publik tahun
ini adalah kenaikan BBM dan kenaikan harga pangan. Seperti halnya dengan tahun-tahun
sebelumnya, kenaikan harga BBM selalu mengatasnamakan untuk menyelamatkan APBN. Sedangkan
kenaikan harga yang sangat tidak wajar adalah kenaikan harga pangan, seperti
cabai, bawang, daging, hingga, kedelai yang menyebabkan naiknya harga
tahu-tempe (rakyat miskin mau makan apa???). Kenaikan harga ini sangatlah ironis
dikarenakan Negara kita adalah Negara agraris (katanya).
Selanjutnya
adalah pemilu. Pemilu manjadi salah satu trending
topic karena pada tahun ini banyak
berjajaran disepenjang jalan-jalan protokol hingga jalan-jalan Desa baliho, pemflet, banner,
hingga reklame calon-calon legislatif maupun presiden. Pada tahun ini pula
prediksi-prediksi mengenai hasiil pemilu mulai dirilis. Partai-partai politik
mulai aktif dalam melakukan kerja sosialnya. Anggota-anggota legislatif mulai
rajin "cangkrukan" di kampung-kampung. Mungkin pada tahun inilah angka pembangunan
di Indonesia meningkat. Hal ini dikarenakan momen mendekati pemilu biasanya
dijadikan momentum untuk meningkatkan bergain politiknnya dengan cara melakukan
pembangunan-pembangunan, memberi bantuan ke masyarakat, atau mengeluarkan kebijakan-kebijakan
yang pro rakyat. Ssemua ini dilakukan untuk memikat hati rakyat agar memilihnya
lagi dalam pemilu mendatang.
Setelah
kita melihat 2013 dari sudut pandang kehidupan berbangsa dan bernegara, kali ini
kita akan melihat 2013 dari sudut keidupan di kampus. Pada tahun ini,
permasalahan terbesar yang masih menjadi perhatian utama mahasiswa-mahasiswa
terutama aktivis-aktivisnya adalah masih dan makin mahalnya biaya kuliah
terutama bagi mahasiswa baru angkatan 2013. Kebijakan baru pemerintah mengenai
pembiayaan kuliah yang disebut UKT (Uang Kuliah Taungal) dirasa sangat
memberatkan bagi mahasiswa. Kebijakan ini banya dijadikan kampus sebagai alasan
untuk memungut biaya yang tinggi. Dalam kebijakan ini, mahasiswa
digolong-golongkan kedalam beberapa golongan. Golongan I dan golongan II
dikhususkan untuk mahasiswa yang tidak mampu. Kebanyakan dari golongan ini adalah
mahasiswa peserta bidik misi. Selain itu biaya kuliah dari golongan ini sangat
murah. Golongan III merupakan golongan yang menjadi golongan mayoritas dan biaya
kulianya sedang (katanya). Sedangkan golongan IV dan golongan V merupakan
golongan yang dikhususkan untuk mahasiswa-mahasiswa yang mampu dan kaya. Bisa dikatakan
jika UKT menganut sistem subsidi silang. Yang membuat UKT mahal adalah
dikuranginya subsidi oleh pemerintah. Dan banyak lagi yang membuat kebijakan
ini menuai pro kontra. Lebih lengkapnya bisa dilihat di Permendikbud nomor 55
tahun 2013.
Pembatasan
kebebasan dalam berorganisasi dan menyampaikan pendapat juga banyak menuai
perhatian dari kalangan aktivis mahasiswa. Dibeberapa kampus, organisasi mahasiwa
eksternal (ORMEK) banyak dilarang. Yang dianggap komunis, yang dianggap
teroris, serta dianggap banyak membuat masala merupakan alasan-alasan beberapa
ORMEK tidak bisa berdiri dan berjuang di kampus-kampus.
Dan
yang terkahir adalah melihat 2013 dari sudut bidang saya, yaitu administrasi
negara. Manurut saya, dalam bidang administrasi negara tahun ini mengalami
peningkatan dalam pelayanannya. Inovasi-inovasi baru banyak bermunculan pada
tahun ini. Layanan satu pintu juga banyak digunakan dalam administrasi negara
beberapa instasnsi. E-govement menjadi sangat popular tahun ini seiring dengan
majunya bidang IPTEK. Pelibatan masyarakat, dan swasta dalam membuat suatu
kebijakan juga banyak dilakukan di tahun ini. Hal ini sangat sesuai dengan
paradigma terbaru admanistrasi negara, yaitu dari goverment ke good governance.
Akan tetapi yang masi menjadi PR bagi administrator-administrator negara di
Indonesia adalah keterbukaan. Saya rasa instansi-instansi pemerintah yang
merupakan locus dari administrasi negara masih kurang terbuka dalam hal apapun. Selain
itu, keterlibatan swasta dalam pembuatan suatu kebijakan harus dibatasi dengan
tegas. Jangan sampai keijakan yang diambil merupakan kebijakan yang memihak
swasta hingga melupakan focus dari administrasi negara, yaitu kesejahteraan
masyarakat. Cara boleh seperti swasta, akan tetapi pemikiran dan tujuan harus
tetap setia sebagai pelayan masyarakat. Demikian sedikit curhatan saya dan
refleksi terhadap tahun 2013.
Semoga bemanfaat....
MERDEKA !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar