Selasa, 06 Januari 2015

Resolusi 2015 (Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) “Kita yang Menyerbu atau Kita yang Diserbu”)

Selamat Tahun Baru 2015
                Tahun 2015 memang sudah berlangsung beberapa hari yang lalu, akan tetapi euforia Tahun Baru masih berasa bagi beberapa masyarakat Indonesia. Seperti tahun baru-tahun baru sebelumnya, tahun baru 2015 juga disambut dengan meriahnya pesta hampir diseluruh penjuru Tanah Air. Tahun 2014 yanng begitu penuh dengan warna-warni kehidupan telah lewat. Tahun yang disebut sebagai Tahun politik ini telah berlalu meninggalkan kita dengan begitu banyak cerita.  Kesedihan dan kebahagiaan seakan-akan silih berganti menghiasi Negeri ini. Pada tulisan ini saya hanya ingin mencoba mereview Tahun 2014 serta mencoba untuk beresolusi di Tahun 2015.

Review 2014     
Hal yang paling teringat dlam pikiran saya pada Tahun 2014 tentu saja tentang Pemilu. Baik Pemilu Legislatif hingga Pemilu Presiden banyak sekali menyita perhatian Bangsa ini. Persoalan-persoalan  Terorisme yang banyak menyita perhatian Negeri inidi bebeapa Tahun belakangan seakan hilang tertiup angin Pemilu yanng katanya sebagai pesta demokrasi di Negeri ini. Bukan hasil dari pemilu yang menjadi perhatian saya dalam tulisan ini. Akan tetapi saya lebih tertarik dengan efek yang dihasilkan oleh pemilu pada kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Negeri ini.
                Dari Pemilu 2014 lalu kita bisa melihat bahwa kesadaran politik dari masyarakat mulai tumbuh. Masyarakat begitu aktif dan reaktif ketika membicarakan permasalahan pemilu. Meskipun kesadaran yang tumbuh masih harus dipertanyakan kebenarannya, akan tetapi kita harus sedikit bersyukur bahwa kesadaran politik tersebut kian tumbuh.  Pada pemilu Presiden, semakin jelas terlihat bahwa Bangsa ini sadar akan politik. Akan tetapi kesadaran masyarakat yang begitu tulus dinodai oleh beberapa oknum untuk mengadu dombanya dan mempermainkan untuk kepentingannya sendiri.
                Selain dari dunia politik, dunia ekonomi di Indonesia juga cukup bergeliat. Selain sedikit terganggu akibat adanya pemilu, dunia ekonomi Indonesia banyak mendapat perhatian kaena semakin dekatnya kita dengan MEA. Semakin dekatnya MEA membuat beberapa pengamat ekonomi mulai memberikan pandangan-pandangannya. Dunia usaha juga ikut bergeliat. Perbaikan-perbaikan dibeberapa sektor yang menjadi pendukung terselenggarannya MEA mulai ditumbuh-bangunkan. Hal ini juga menimbulkan pro-kontra dari masyarakat. Ada yang mendukung MEA, ada pula yang menolak MEA. Dari berbagai macam perdebatan, yang pasti sampai saat ini MEA akan tetap berjalan.
                Dari dunia pendidikan juga banyak mengalami perubahan. Biaya pendidikan yang semakin mahal akibat liberalisasi, hingga yang paling banyak menuai perhatian, yaitu masalah kurikulum menjadi pekerjaan Pemerintah yang harus segera diselesaikan. Tapi  yang pasti adalah arah pendidikan di Indonesia yang semakin hari semakin diarahkan sebagai mesin pencetak tenaga kerja, bukan sebagai sarana untuk memanusiakan manusia. Hal ini jelas terjadi untuk mendukung terlaksananya MEA. Sarjana-sarjana telah disibukan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dan semakin melupakan tugasnya sebagai seorang makhluk sosial.
                Permasalahan budaya menjadi sama kritisnya dengan dunia pendidikan. Bangsa ini semakin kehilangan jati dirinya dan semakin menjadi “Bangsa lain” di Negerinya sendiri. Budaya sudah tidak mampu menjadi kontrol bagi jalnnya kehidupan Berbangsa dan bernegara. Budaya negeri dianggap jadul, udik, kuno dan semakin memuja budaya asing yang dianggap lebih modern. Acara-acara di televisi semakin mempertegas dan seakan mengamini pandangan westrnisasi ini.
                Review terakhir dari Tahun 2014 dari saya adalah tentang Administrasi Negaranya. Seperti halnya cita-cita reformasi birokrasi, yaitu menciptakan Pemerintahan yang efektif dan efisien serta anti KKN masih belum bisa terealisasikan. Walupun usaha-usah tersebut sedang belangsung tapi hal tersebut masih terkesan memaksa. Mengapa demikian? Hal ini karena paradigma Birokrat Negeri ini masih sama seperti era orde baru. Mereka masihlah birokrat yang sombong, angkuh, tertutup, kolot, dan menganggap diri mereka penguasa Negeri. Mungkin paradigma seperti inilah yang harus dihilangkan terlebuh dahulu. Good governance yang dianggap sebagai solusi untuk menjalankan Pemerintahan juga masih belum menunjukan dampak positifnya selain pembangunan sarana prasarana. Pembangunan kualitas masyarakat terutama sektor ekonominya belum begitu terlihat. Justu yanng semakin terlihat adalah privatisasi yang semakin mejadi kebutuhan dan kekuasaan swasta yang semakin mendominasi dalam pengambilan keputusan. Contoh yang paling baru adalah perkataan Ahok Gubernur Jakarta yang lebih takut pengusaha bangkrut dari pada memenuhi tuntutan Buruh untuk menaikkan gajinya.
Resolusi Tahun 2015
                Berbicara Tahun baru kurang lengkap tanpa membicarakan resolusi. Resolusi yang pasti adalah Pemerintah harus semakin meningkatkan kesejahteraan Bangsa ini. Datangnya MEA tidak bisa kita pandang sebelah mata. MEA akan sangat banyak mendatangkan perubahan bagi Negeri ini. Entah perubahan positif atau negatif tentu itu tergantung usaha kita semua. Walaupun masih menuai banyak tentangan dari berbagai pihak, Pemerintah masih bersikukuh bahwa MEA harus tetap dijalankan. Untuk menyambutnya, pembenahan di berbagai sektor penunjang sudah dan sedang dijalankan oleh Pemerintah.
                Topik yang paling menarik dari MEA ini adalah  apakah kita yang menyerbu atau malah kita yang akan diserbu? Pertanyaan inilah yang harus kita jawab dengan perbuatan yang konkrit bukan omongan yang bebelit-belit. Dilihat dari sektor manapun secara keseluruhan Bangsa ini belum siap. Memang dibeberpa Kota/Kabupaten besar seperti Jakarta dan Surabaya sudah siap secara sarana prasarana. Akan tetapi di Kota/Kabupaten lain belumlah siap. Bagaimana cara mereka menghadapi MEA? Memang kebijakan seperti MEA ini bukanlah kebijakan yang buruk. Kebijakan seperti ini sangatlah baik untuk menstimulun berbagai sektor terutama ekonomi dalam negeri bagi mereka yang sudah siap. Bagi mereka yang belum siap bukankah kebijakan pasar bebas seperti ini akan semakin membuat mereka tertinggal? Hal ini karena mereka akan membangun sambil bersaing, sedangkan bagi yang sudah siap mereka tinggal bersaing, bahkan lebih meningkatnnya.
                MEA sudah pasti berjalann di Negeri ini. Mau tidak mau kita harus mengikutinya. Bukan bermaksud untuk menyerah pada kenyataan yang ada, tetapi kita juga tidak boleh menyerahkan ini  semua kepada mereka para kapitalis. Kita harus semakin merapatkan barisan untuk membangun kekuatan sehingga mampu menghadang laju kapitalisme dengan sosialisme Indonesia.
Semoga bermanfaat...

MERDEKA !!!!

1 komentar:

  1. saya ucapkan trimaksih kepada AKI WOWO,yang sudah membantu ke susahan saya dengan memberi kan nomor goip ke pada saya.
    saya sangat bersukur sekali karana nomor yang di berikan 4d itu tembus 100%.
    berkat semua itu saya sudah lunasi hutang2 saya sebanyak 30juta di BANK BRI.
    dan saya sudah buka usaha berkat menang nomor togel yang di berikan sama AKI WOWO....

    -JIKA ANDA SERING KALAH DALAM BERMAIN TOGEL...

    1. Di Lilit Hutang
    2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel
    3. Barang berharga Anda udah Habis Buat Judi Togel
    4. Anda Udah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang tepat.
    HUB AKI WOWO DI NO:085 328 880 180.ATAU…. INFO TOTO MAGNUM 2D 3D 4D 5D 6D KLIK DI SINI

    .angka goip yang di berikan AKI WOWO.tidak perlu diragukan
    lagi.saya jamin 100% tembus.soalx saya sudah pernah membuktikan 3x ber turut2 menang.



    Di jamin anda pasti menang seperti saya>>>>>>
    .(`’•.¸(` ‘•. ¸* ¸.•’´)¸.•’´)..
    «´ Thanks sOb rOoMnyA ¨`»
    ..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )..
    SELAM KOMPAK SELALU….dan selamat buat yg JUPE hari ini

    BalasHapus