Minggu, 06 Juli 2014

“Black Campaign” Kegagalan Pendidikan Politik di Indonesia

Pengatar
                9 Juli mendatang Indonesia kembali melaksanakan ritual 5 tahunannya. Ritual yang selalu diagung-agungkan sebagai pesta demokrasi ini akan menyuguhkan pertunjukan  yang sangat menarik. Sejak dipilih secara langsungoelh rakyat, memang Pilpres atau pemilihan Presiden tahun ini lebih menarik. Mengapa lebuh menarik? Tentu saja ini dikarenakan hanya ada dua pasangan calon saja yang mengikuti Pilpres. Berbeda dengan 2004 dan 2009 yang melibatkan lebih dari dua pasanagan calon. Dua pasangan calon dianggap lebih menarik karena akan ada head to head secara langsung. Pasangan calon akan berhadap-hadapan secara langsung bak pertandingan bulu tangkis ganda campuran.

                Berbicara mengenai Pemilu, tentu tidak akan terlepas membicarakan kampanyenya. Metode kampanye memang semakin hari semakin berkembang. dari Pilpres pertama (yang dipilih secara langsung oleh rakyat) pada 2004 yang hanya menggunakan stiker dan baliho-baliho, Pilpres 2009 yang sudah mulai menggunakan media massa seperti televisi, hingga Pilpres 2014 yang sudah merambah sosial media (sosmed) hingga melibatkan artis dalam berkampanye merupakan bukti semakin progresifnya metode kampanye yag digunakan oleh peserta Pemilu.
                Untuk memenangkan pasangan calon yang didukungnya, memang tim sukses atau timses melakukan berbagai cara dalam berkampanye. Progresifnya metode kampanye juga merupakan implikasi dari semakin semngat dan kreatifnya timses. Harus diakui bahwa berbagai cara dilakukan dalam mengkampanyekan pasangan calon yang didukungnya kepada masyarakat agar dikenal dan selanjutnya dipilih.
Black Campaign
                Dari berbagai jenis metode kampanye, black campaign atau kampanye hitam juga masih banyak dilakukan oleh timses. Black campaign menjadi perhatian saya kali ini karena cara berkampanye yang sangat menciderai demokrasi ini masih banyak digunakan. Penyebaran isu-isu negatif tentang lawan masih banyak terjadi bahkan pada hari tenang seperti saat ini. Black campaign atau kampanye hitam merupakan metode kampanye yang berupa rayuan, sindiran, atau rumors yang dapat menimbulkan persepsi buruk terhadap pihak lawan atau orang yang menjadi target black campaign. Umumnya black campaig dilakukan dengan memainkan emosi mayarakat agar meninggalkan atau tidak percaya lagi kepada pihak yang diblack campaign.
                Black campaign biasa dilakukan oleh pihak-pihak yang memang sudah merasa kalah atau tertinggal. Pihak yang merasa dirinya akan kalah. Akan tetapi pihak yang marasa dirinya lebih unggul juga tidak terlepas dari perbuatan ini. Black campaign dianggap perbuatan yang buruk dalam sebuah persaingan karena black campaign merupakan perwujudan sikap negatif thingking dan tidak sportif. Orang yang meakukan black campaign adlah orang-orang yang melanggar azas kejujuran dalam proses demokrasi. Mereka tidak berani bermain sportif dan bersaing secara sehat dalam berkompetisi. Sebebarnya black campaign tidak hanya ada adalam proses kampanye pemilu, kana tetapi dalam setiap kompetisi atau persaingan istilan ini juga dikenal. Berhubung balck campaign yang dimaksud dalam tulisan ini adalah black campaign dalam pemilu. Jadi, black camapaign merupakan sebuah usaha penghinaan terhadap sucinya demokrasi. Padahal pemilu sendiri masih dpertanyakan kedemokrasiannya.
Pendidikan Politik
                Dalam konteks sebuah negara, politik hari ini diartikan sebagai proses persaingan atau usaha untuk mendapatkan kekuasaan. Kekuasaan seperti apa? Tentu saja kekuasaan yanng mencakup segala hal teruatama dalam konteks pemerintahan baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Walaupun sebenarnya politik dapat diartikan segala jenis usaha untuk mendapatkan keinginan. Sebenarnya tulisan mengenai pendidikan politik sudah pernah saya bahas dalam tulisan-tulisan saya terdahulu. Hari ini, pemahaman masyarakat mengenai politik masih belum jelas dan saya rasa terlalu sempit. Pemahaman masyarakat mengenai politik hanya sebatas pemilu saja. Mereka memahami politik berdasarkan pada apa yang dilakukan politisi-politisi Negeri ini. Hal ini menimbulkan implikasi bahwa baik buruknya politik dimata mereka tergantung pada apa yang dilakukan politisi-politis tersebut. Jika dalam berpolitik politisi-politisi tersebut bersih, jujur, adil, bermartabat, dan demokratis, maka pemahaman masyarakat akan politik juga demikian. Akan tetapi jika politisi-politisi tersebut berpolitik dengan cara yang kotor, maka pemahaman masyarakat akan politik juga akan menjadi kotor. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian politisi-politisi tersebut untuk memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat.
                Jika kita melihat realita politik di Indonesia yang demikian adanya, maka kita dapat mengatakan bahwa masyarakat hanya mengetahui politik dari luarnya saja. Mereka tidak pernah mengenal politik secara menyeluruh. Lantas pendidikan politik seperti apa yang harus dilakukan? Tentu akan sangat sulit untuk menjabarkan konsep pendidikan politik yang utuh dan menyeluruh dalam tulisan ini. Secara garis besar ada 3 pihak yang dapat memberikan pendidikan politik. Pertama adalah pemerintah sebagai penanggung jawab. Apa yang bisa dilakukan pemerintah? Memasukan materi pendidikan politik ke dalam kurikulum pendidikan bisa menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Tentu saja materi yang akan disampaikan haruslah sesuai dengan target. Sangat tidak mungkin jika siswa SD sudah di ajarkan politik praktis kan.
                Pihak kedua yang dapat memberikan pendidikan politik adalah Partai Politik atau Parpol. Parpol sebgai pelaku langsung politik praktis harus bertanggung jawab secara penuh terhadap pendidikan politik. Parpol harus lebih meningkatkan pendidikan politiknya ketimbang melakukan politik. Hal sederhana yang bisa dilakukan oleh parpol adalah menerjunkan setiap kadernya untuk terjun kemasyarakat malakukan pendiskusian atau perbincangan-perbincangan sederhana mengenai politik dengan masyarakat. Tentu saja hal ini idak boleh hanya sekadar ritual atau kegiatan praktis saja, tetapi usaha ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan benar-benar kompleks seperti halnya tahapan pendidikan sebenarnya. Dan pihak ketiga yang bisa melakukan pendidikan politik adalah maasyarakat. Masayarakat disini khususnya untuk masyarakat yang paham dan mengerti tentang politik. Semua usaha pendidikan ini hanya akan terjadi jika dilakukan secara bersama-sama dan tersistematis.
Indonesia Hari Ini
                Apa yang terjadi di Indonesia hari ini? Apakah pendidikan politik yang benar sudah terjadi di Negari ini? Apakah pemilu benar-benar berjalan sebagai ujung tombak demokrasi? Atau pemilu hari ini hanya sekadar ritual sebagai tanda bergantinya rezim satu ke rezim yag lain? Black campaign masih menjadi cara “favorit” pihak-pihak yang terlibat dalam pemilu dalam memenangkan kepentingannya. Black campaign yang seharusnya menjadi barang haram dalam proses demokrasi ternyata masih dilakukan secara terang-terangan. Berita-berita negatif tentang lawan ditayangkan secara terbuka di televisi. Diberitakan di koran dan portal berita online. Gambar-gambar negatif tentang lawan secara bebas dan terang-teraangan di upload dijejaring sosial. Kata-kata menjatuhkan masih banyak menghiasi beranda-beranda sosial media. Belum lagi video-video hinaan dengan mudah diakses di website-website.
                Yang sungguh mengenaskan adalah yang terlibat dan mealkukannya adalah masyarakat. Bukn elite partai, timses, ataupun calonnya sendiri. Masyarakat salaing di adu untuk menghina saudaranya. Masyarakat saling dipropaganda agar menjadi garis depan perjuangan kepentingan mereka.  Sadarkah mereka? Apakah orang-orang yang melakukannya sadar bahwa yang mereka lakukan akan menciderai demokrasi? Apa mereka sadar bahwa tindakan mereka akan menyebabkan disintegrasi Bangsa? “Tidak akan, tindakan mereka tidak akan menyebabkan disintegrasi Bangsakarena mereka tahu ini hanya kompetisi. Mereka tahu situasi dan kondisinya. Paska pilpres juga semua akan kembali seperti semula”. Memang benar dalam politik seharusnya mereka bersikap seperti itu. Tetapi yang menadi masalah adalah masyarakat belum paham secara meyeluruh mengenai politik. Ketika terjadi perbedaan pandangan politik, maka masyarakat akan menganggap perbedaan si semua sektor. Itulah kondisi real hari ini.
                Jadi, black campaign tidak hanya menciderai demokrasi tetapi juga akan mengancam kehidupan Bebangsa dan Benegara Negeri ini. Kita semakin yakin bahwa black campaign merupakan dampak dari kegagalan pendidikan politik yang terjadi di Negeri ini. STOP Black Campaign wujudkan demokrasi pancasila demokrasi yang didasari oleh kehendak rakyat  bukan demokrasi elitisme yang didasari oleh kepentingan elit masyarakat.
Semoga bermanfaat...

MERDEKA !!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar