Kamis, 20 Juni 2013

Lima Model Masyarakat yang pernah digunakan di Dunia dalam Proses Pembentukan Negara



Dalam setiap perjalanan sebuah Bangsa, pasti banyak sekali mengalami perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan ini baik dari sistem ekonomi samapai dengan sistem sosial yang ada dalam Bangsa-bangsa tersebut. Menurut Tan Malaka dalam Pandangan Hidup (1948), ada lima model masyarakat yang telah dilalui atau digunakan oleh Bangsa-bangsa di Dunia. Lima model masyarakata tersebut adalah komunis asli, masyarakat budak (slave), masyarakat feodal (budak serf), masyarakat kapitalis, serta masyarakat sosialis.
Model yang pertama adalah masyarakat komunis asli. Masyarakat ini ada ketika belum ada alt-alat produksi, dimana berburu masih menjadi mata pencaharian utama. Ciri khas dari pada masyarakat kominis asli adalah kerja sama dan gotong royong dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya, alat dan hasil produksi sepenuhnya dimilki bersama dan digunkan bersama, sehingga dinikmati bersama. Model masyarakat seperti ini masih belum memerlukan negara atau bisa dikatakan belum ada negara.
Model yang kedua adalah masyarakat budak (slave). Pada masyarakat ini, alat produksi bukan lagi hanya sekadar batu dan mata pencaharian masyarakatnya bukan hanya sekadar berburu. Pad masyarakat ini sudah mengenal pembagian golongan pekerjaan, seperti petani , pemburu, peternak. Selain itu, tukar manukar barang sudah ada dan berkembang. Dari sinilah, mulai dikenal kaum pekerja dan pemodal, buruh dan saudagar, kaya dan miskin, tertindas dan menindas, memeras dan diperas. Kehidupan yang guyub dan bekerja sama telah tergantikan dengan kehidupan memekerjakan dan dipakerjakan.
 Kepemilikan bersama atas alat dan hasil produksi telah hilang dan tergantikan dengan kepemilikan individu.  Hal ini menimbulkan adanya kelas-kelas sosial dan  pemerasan yang dilakukan kaum pemilik alat produksi terhadap pekerja terjadi sehingga pertentangan antar kelaspun tidak dapat dihindari. Dari  pertentangan-pertentangan yang terjadi inilah, munculah sebagai wadah untuk menyelesaikan konflik dan menjadi juri antara kaum pemilik modal dengan kaum pekerja. Wadah tersebut adalah negara beserta perangkat-perangkatnya seperti polisi, tentara, kehakiman, dan penjara.
Munculnya negara yang semestinya dapat menyelesaikan konfliik antara kelas ini, ternyata berbanding terbalik denggan fungsi aslinya. Disini negara cenderung “memihak” kaum pemilik modal dan malah semakin membuat kaum pekerja tertindas oleh sistem perbudakan yang dibbuat oleh kaum pemilik modal.
Model yang ketiga adalah masyarakat feodal dimana rja dan bangsawan memegang keuasaan penuh terhadap negara beserta pelengkapnya. Pada model masyarakat ini perkembangan alat-alat produksi semakin maju dari pada model sebelumnya. Selain semakin majunya teknologi, pabrik-pabrik dan manufaktur sudah mulai tumbuh semakin semakin banyak manusia  yang dipekerjakan. Pada model masyarakat ini perttentangan dan perbudakn yang dilakukan oleh satu kelas ke kelas lain masih berlangsung dan tidak semakin berkurang ketimbang model masyarakat sebelumnya. Namun perbudakan yang terjadi dalam model masyrakat ini sedikit berbeda dengan model masyarakat sebelumnya. Jika model sebelumnya menyebut budak dengan mmbudak slave yang artinya budak tersebut tidak memilki alat produksi maupun hasilnya sendiri, maka pada model  ini budak yang disebut dengan budak serf yang artinya budak terebut masih diizinkan untuk memiilki alat produksi sendiri dan menikmati hasil produksinya tersebut walaupun setelah dipotong pajak. Jadi, budak yang ada pada model ini diberi kesempatan untuk berproduksi dan hasil dari produksinya akan disetor kepemegang kekuasaan dan sisa dari setorannya tersebut dinikmati sendiri untuk menghidupi keluarganya.
Model masyarakat yang kelima adalah masyarakat kapitalis. Modernisasi melanda semua sektor kehidupan tidak terlepas alat-alat produksi. Dominasi keluarga kerajaan dan bangsawan telah diganti oleh pemilik modal besar. Kepemilikan setiap individu diakui. Dari sinilah muncul yang namanya undang-undang demokrasi. Budak slave dan budak serf sudah tidak dibutuhkan lagi dalam sebuah proses produksi, sehingga mereka harus disekolahakan terlebih dahulu agar bisa mengoperasikan mesin-mesin produksi. Dan inilah awal munculnya kelas ploretar yanng sebelumnyya merupakan budak-budak.
Pada masyarakat kapitalis ini memang setiap individu berhak membangun suatu industri sesuka mereka. Namun pada lkenyataannya, persaingan ekonomi yang ketat dan terbuka mamaksa para pengusaha-pengusaha kecil gulung tiikar lebih cepat dan menjual uusaha mereka kepada pengusaha yang memilki modal-modal besar. Hal ini menyebabkan kaum proletar semakin bertambah banyak dan penghisapan terhadap mereka juga semakin kuat. Karena didesak harus menghidupi keluarganya, kaum proletar ini terpaksa menjual tenaga merka dengan harga murah kepada para kapitalis.
Pertentangan antar kelas juga masih terjadi di model masyarakat kapitalis ini, bahkann pertentangan yang terjadi menjadi perjuangan kelas proletar yang semakin kuat dan masiv. Ancaman yang berupa mogok kerjapun menjadi kunci dari perlawanan kaum proletar untuk memerdekakan diri mereka dari para kapitalis. Disaat inilah peran negara beserta para pelengkapnya  bertindak sebagai pencegah dari mogok kerjanya kaum proletar dan revolusi yang mereka perjuangkan dengan memakai  topeng “wasit” yang tidak memihak sana maupun sini.
Walaupun dicegah oleh negara beserta pelengkapnya dalm melakukan revolusi, namun perjuangan kaum proletar dalam mewujudkan revolusi telahh sukses dibeberapa negara seperti Rusia. Dan suksesnya revolusi proletar inilah yang memmbawa kita ke model masyrakat yang kelima, yaitu model masyarakat sosialis. Model masyarakat yang seperti ini merupakan model masyarakat dimana alat dan hasi produksi dimiliki bersama, dikerjakan bersama, dan dinikmati bersama seperti halnya model masyarakat komunis asli namun lebih modern.
Akan tetapi model masyarakat seperti ini tidak menghentikan pertentangan antar kelas. Pertentangan-pertentangan  tersebut masih terjadi meskipun keadaan sudah berbalik dimana kaum proletar yang menguasai kaum kapitalis. Negarapun kini memihak kaum proletar dan menindas kaum eks kapitalis. Muncuulah penguasa baru, yaitu penguasa ploretariat dan muncul kaum tertindas baru, yaitu kaum eks kappitalis.
Demikian model-moodel masyarakat yang pernah ada di dunia ini yang digolongkan dengan melihat sektor ekoonomi terutama kepemilikan alat-alat produuksinya. Dan yang menjadi pertanyaan disini adalah model yang mana yang ada pada masyarakat Indonesia saat ini???? Semoga bermanfaat.....
MERDEKA !!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar