Senin, 30 Desember 2013

Good Bye 2013


            Mungkin tulisan ini akan menjadi tulisan saya yang terakhhir di tahun ini.  Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba melakukan refleksi serta curat mengenai apa saja yang terjadi di 2013. Bisa dikatakan 2013 menjadi tahun paling berwarna bagi saya. Jika di 2013 saya setengah menjadi siswa dan setengah tahunnya lagi menjadi mahasiswa, maka di 2013 ini saya full menjadi mahasiswa. Di tahun ini pula saya mengalami pendialektikaan dalam berpikir. Secara langsung maupun tidak langsung, cara berpikir saya sedikit berubah dari tahun lalu. Pada 2013 saya juga kainginan saya menulis sangat besar. Walaupun produktivitasnya tidak terlalu baik. Miungkin hal ini dikarenakan kesibukan di kampus yang membuat saya jarang bahkan tidak sempat untuk manulis atau lebih tepatnya untuk mengupload tulisan.
            Dalam 2013 ini, mata pena pun akhhirnya bisa mulai hidup. Walaupun belum banyak yang ngisi. 2013 ini juga manjadi tahun yang buruk bagi keidupan politik saya di kampus. Bergain politik saya dan kawan-kawan bisa dikatakan sedikit meredup dibandingkan dengan 2012.

Selasa, 24 Desember 2013

Ketika Idealisme Menjadi Egoisme. Sebuah Ironi dalam Cara Berpikir Manusia


Idealisme dan egoisme bukanlah kata yang asing bagi kita. Dalam keidupan kita sehari-hari, kita sering sekali mengucapkan kata-kata tersebut. Kata idealisme biasa kita ucapkan ketika ada seseorang yang dengan kuat mempertaankan argumentasinya atau memiliki suatu pemikiran yang kuat. Lebih tapatnya kita menyebut orang tersbut dengan julukan “idealis” yang menrupakan penggambaran orang yang memiuliki sebuah idealisme. Idealisme sendiri berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato). Secara sederhana, kita daoat mengartikan idealisme merupakan sebuah cara berpikir yang berpangku pada ide-ide dan kurang memperhatikan kondisi material dari suatu objek. Atau yang lebih sederhhana lagi, idealisme merupakan suatu pemikiran yang kuat.
Sedangkan egoisme banyak kita ucapkan ketika ada seseorang yang begitu mementingkan dirinya sendiri hingga melupakan orang lain ang ada di sekitarnya. Mungkin kalimat “yang penting saya untung” bisa kita gunakan sebagai analogi utuk menjelaskan egoisme itu sendiri. Secara epistemologi, Istilah "egoisme" berasal dari bahasa Yunani yakni ego yang berarti "Diri" atau "Saya", dan isme

Selasa, 03 Desember 2013

Mahasiswa Sebagai Agent of Change, Mitos????


                Sebagai seorang mahasiswa baik yang masih baru maupun yang sudah lama, istilah Agent of Change bukanlah hal yang asing bagi kita semua. Mulai dari pertama kali mengikuti PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) yang dilakukan oleh Kakak-kakak BEM maupun HIMA sudah sering sekali menyampaikan istilah ini kepada kita. Bahkan setelah lama menjadi mahasiswa, istilah ini juga masih melekat dalam benak kita semua, terutama bagi kawan-kawan mahasiswa yang aktif dalam organisasi yang kebanyakan orang menyebutnya Aktivis.
                Secara harfiah istilah Agent of Change berasal dari bahasa Inggris yang berarti “Pembawa Perubahan”. Dengan demikian dapat kita asumsikan bahwa mahasiswa merupakan pembawa perubahan. Perubahan yang dimaksud merupakan perubahan pada kondisi lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada, bisa di Kampus, tempat kos, maupun lingkungan yang ada di rumah masing-masing. Memang secara harfiah tidak dijelaskan perubahan apa yang diinginkan, apakah perubahan yang bersifat konstruktif, maupun yang bersifat destruktif.
                Sampai saat ini sekitar satu tahun lebih tiga bulanan sejak saya mendengar istilah ini, saya belum tahu siapa yang pertama kali mencetuskan Agent of Change ini.