Senin, 30 Desember 2013

Good Bye 2013


            Mungkin tulisan ini akan menjadi tulisan saya yang terakhhir di tahun ini.  Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba melakukan refleksi serta curat mengenai apa saja yang terjadi di 2013. Bisa dikatakan 2013 menjadi tahun paling berwarna bagi saya. Jika di 2013 saya setengah menjadi siswa dan setengah tahunnya lagi menjadi mahasiswa, maka di 2013 ini saya full menjadi mahasiswa. Di tahun ini pula saya mengalami pendialektikaan dalam berpikir. Secara langsung maupun tidak langsung, cara berpikir saya sedikit berubah dari tahun lalu. Pada 2013 saya juga kainginan saya menulis sangat besar. Walaupun produktivitasnya tidak terlalu baik. Miungkin hal ini dikarenakan kesibukan di kampus yang membuat saya jarang bahkan tidak sempat untuk manulis atau lebih tepatnya untuk mengupload tulisan.
            Dalam 2013 ini, mata pena pun akhhirnya bisa mulai hidup. Walaupun belum banyak yang ngisi. 2013 ini juga manjadi tahun yang buruk bagi keidupan politik saya di kampus. Bergain politik saya dan kawan-kawan bisa dikatakan sedikit meredup dibandingkan dengan 2012.
Tapi sisi baik dari menurunya bargain politik kami adalah membuat semangat kami yang sedikit luntur menjadi kembali bangkit. Walupun diwarnai dengan banyak maslaah dan cobaan. Hhehhehhe
            Dari sudut kehidupan berbangsa dan bernegara, hal yang menjadi topik utama dalam tahun 2013 tentu saja masih seputar korupsi, kenaikan harga, serta pemilu. Menurut saya tiga poin inilah yang banyak diperbincangkan dan menjadi menarik perhatian publik. Seperti tahun-tahun sebelumnya, korupsi masih menjadi trending topic sebagai masalah yang paling banyak menarik perhatian publik. Hal yang menjadi spesial pada kasus korupsi tahun ini adalah banyaknya pejabat pemerintah yang terseret. Baik dari kalangan eksekutif, legislatif, hingga yudikatif pun ikut terseret dalam lubang hitam yang disebut “korupsi”. Tetapi yang masih sama dari tahun ke tahun mengenai penindakan kasus korupsi adalah dari tahun lalu hingga tahun ini masih sama-sama lambat.
            Ternding topic selanjutnya adalah kenaikan harga. Kenaikan harga yang sangat banyak menarik perhatian publik tahun ini adalah kenaikan BBM dan kenaikan harga pangan. Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, kenaikan harga BBM selalu mengatasnamakan untuk menyelamatkan APBN. Sedangkan kenaikan harga yang sangat tidak wajar adalah kenaikan harga pangan, seperti cabai, bawang, daging, hingga, kedelai yang menyebabkan naiknya harga tahu-tempe (rakyat miskin mau makan apa???). Kenaikan harga ini sangatlah ironis dikarenakan Negara kita adalah Negara agraris (katanya).
            Selanjutnya adalah pemilu. Pemilu manjadi salah satu trending topic  karena pada tahun ini banyak berjajaran disepenjang jalan-jalan protokol hingga  jalan-jalan Desa baliho, pemflet, banner, hingga reklame calon-calon legislatif maupun presiden. Pada tahun ini pula prediksi-prediksi mengenai hasiil pemilu mulai dirilis. Partai-partai politik mulai aktif dalam melakukan kerja sosialnya. Anggota-anggota legislatif mulai rajin "cangkrukan" di kampung-kampung. Mungkin pada tahun inilah angka pembangunan di Indonesia meningkat. Hal ini dikarenakan momen mendekati pemilu biasanya dijadikan momentum untuk meningkatkan bergain politiknnya dengan cara melakukan pembangunan-pembangunan, memberi bantuan ke masyarakat, atau mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Ssemua ini dilakukan untuk memikat hati rakyat agar memilihnya lagi dalam pemilu mendatang.
            Setelah kita melihat 2013 dari sudut pandang kehidupan berbangsa dan bernegara, kali ini kita akan melihat 2013 dari sudut keidupan di kampus. Pada tahun ini, permasalahan terbesar yang masih menjadi perhatian utama mahasiswa-mahasiswa terutama aktivis-aktivisnya adalah masih dan makin mahalnya biaya kuliah terutama bagi mahasiswa baru angkatan 2013. Kebijakan baru pemerintah mengenai pembiayaan kuliah yang disebut UKT (Uang Kuliah Taungal) dirasa sangat memberatkan bagi mahasiswa. Kebijakan ini banya dijadikan kampus sebagai alasan untuk memungut biaya yang tinggi. Dalam kebijakan ini, mahasiswa digolong-golongkan kedalam beberapa golongan. Golongan I dan golongan II dikhususkan untuk mahasiswa yang tidak mampu. Kebanyakan dari golongan ini adalah mahasiswa peserta bidik misi. Selain itu biaya kuliah dari golongan ini sangat murah. Golongan III merupakan golongan yang menjadi golongan mayoritas dan biaya kulianya sedang (katanya). Sedangkan golongan IV dan golongan V merupakan golongan yang dikhususkan untuk mahasiswa-mahasiswa yang mampu dan kaya. Bisa dikatakan jika UKT menganut sistem subsidi silang. Yang membuat UKT mahal adalah dikuranginya subsidi oleh pemerintah. Dan banyak lagi  yang membuat kebijakan ini menuai pro kontra. Lebih lengkapnya bisa dilihat di Permendikbud nomor 55 tahun 2013.
            Pembatasan kebebasan dalam berorganisasi dan menyampaikan pendapat juga banyak menuai perhatian dari kalangan aktivis mahasiswa. Dibeberapa kampus, organisasi mahasiwa eksternal (ORMEK) banyak dilarang. Yang dianggap komunis, yang dianggap teroris, serta dianggap banyak membuat masala merupakan alasan-alasan beberapa ORMEK tidak bisa berdiri dan berjuang di kampus-kampus.
            Dan yang terkahir adalah melihat 2013 dari sudut bidang saya, yaitu administrasi negara. Manurut saya, dalam bidang administrasi negara tahun ini mengalami peningkatan dalam pelayanannya. Inovasi-inovasi baru banyak bermunculan pada tahun ini. Layanan satu pintu juga banyak digunakan dalam administrasi negara beberapa instasnsi. E-govement menjadi sangat popular tahun ini seiring dengan majunya bidang IPTEK. Pelibatan masyarakat, dan swasta dalam membuat suatu kebijakan juga banyak dilakukan di tahun ini. Hal ini sangat sesuai dengan paradigma terbaru admanistrasi negara, yaitu dari goverment ke good governance. Akan tetapi yang masi menjadi PR bagi administrator-administrator negara di Indonesia adalah keterbukaan. Saya rasa instansi-instansi pemerintah yang merupakan locus dari administrasi negara masih kurang terbuka dalam hal apapun. Selain itu, keterlibatan swasta dalam pembuatan suatu kebijakan harus dibatasi dengan tegas. Jangan sampai keijakan yang diambil merupakan kebijakan yang memihak swasta hingga melupakan focus dari administrasi negara, yaitu kesejahteraan masyarakat. Cara boleh seperti swasta, akan tetapi pemikiran dan tujuan harus tetap setia sebagai pelayan masyarakat. Demikian sedikit curhatan saya dan refleksi terhadap tahun 2013.
Semoga bemanfaat....
MERDEKA !!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar