Sabtu, 22 Juli 2017

Political Spectrum: Antara bertahan di Kanan atau Berubah ke Kiri



Tidak jarang kita mendengar istilah kelompok “kanan” dan “kiri” dalam sebuah perbincangan politik. Istilah yang banyak digunakan dalam menggambarkan kekuatan politik ini sering kali disalah tafsirkan. Kiri menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Marxisme. Saking eratnya hubungan antara ”kiri” dan Marxisme, istilah “kiri” diartikan sebagai Marxisme itu sendiri. Begitu pula dengan “kanan” yang selalu dikaitkan dengan kekuatan politik yang didasarkan pada agama.

Agak berlebihan memang menganologikan kiri=marxisme dan kanan=agama. Meski ada benarnya, tapi perlu kita ketahui bahwa tidak semua kelompok “kiri’ adalah marxis dan tidak semua kelompok “kanan”adalah agamawan. Marxis hanyalah satu diantara beberapa kelompok yang bisa dikategorkan sebagai kelompok kiri. Begitu pula dengan agamawan yang hanya menjadi satu bagian dari berbagai macam kelompok kanan.



Secara genealogis, istilah “kiri” dan “kanan” digunakan untuk membagi kekuatan politik. Poin paling penting dalam pembagian kekuatan politik menjadi dua kelompok adalah sikap mereka dalam merespon perubahan terhadap kondisi politik yang ada (jika kita artikan politik sebagai sebuah usaha untuk menjalankan negara, maka perubahan yang dimaksud adalah perubahan terhadap tatanan negara secara makro, misal sistem pemerintahan, ideologi negara, atau grand design pembangunan negara).

Istilah kelompok “kiri” dan “kanan” pertama kali dikenal di Perancis. Di dalam sidang Palemen, Kelompok yang membela kelompok Kerajaan biasa duduk di sebelah kanan sehingga disebut kelompok sayap kanan. Sementara itu, kelompok yang menginginkan perubahan dan menentang Kerajaan duduk di sebelah kiri sehingga disebut kelompok sayap kiri. Posisi duduk inilah yang memulai penggunaan sebutan kelompok “kanan” dan “kiri” dalam membedakan kekuatan politik. Setelah Revolusi Perancis, posisi duduk yang demikian bertahan. Kelompok yang ingin mempertahankan kapital kepemilikan lahan pertanian duduk di sebelah kanan, sementara kelompok yang menginginkan  agar lahan pertanian dikerjakan kolektif duduk di sebelah kiri. Meski saat ini posisi duduk di parlemen tidak seperti saat itu, istilah kelompok “kanan” melekat kepada kelompok konservatif yang ingin mempertahankan kondisi dan istilah kelompok “kiri” melekat kepada kelompok yang menerima perubahan terhadap kondisi.

Berkembangnya Marxisme pada akhir abad 19 dan awal abad 20 merubah istilah kelompok “kiri’ sebagai “milik” kelompok yang menggunakan marxisme sebagai ideologi perjuangannya. Hal ini menyusul kemenangan Kaum Proletar Rusia dibawah pimpinan Lenin (yang merupakan salah satu tokoh utama marxisme) yang berhasil menumbangkan Tsar yang semakin menegaskan bahwa kiri=marxisme. Kondisi ini ikut memepengaruhi pergeseran makna kelompok “kanan”. Dikarenakan pada saat marxisme (yang menyerukan perubahan) berkembang pesat selalu bertentangan dengan kelompok agamawan (yang ingin mempertahankan kondisi), maka istilah “kanan “ yang merupakan lawan politiknya bergeser menjadi kanan=agama.

Dalam kajian politik kontemporer, kelompok “kiri” sudah tidak melulu diartikan sama dengan marxisme, begitu pula dengan kelompok “kanan” tidak selalu sama dengan agama. Dalam kajian politik kontemporer ini, istilah kelompok “kiri” diberikan kepada kelompok yang selalu menginginkan perubahan terhadap kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang ada. Tidak peduli anda seorang marxis tulen atau seorang yang alim, atau bahkan anda adalah seorang Liberal sekalipun, jika anda menginginkan dan menerima perubahan terjadi, maka anda adlaah kiri. Sedangkan istilah kelompok “kanan” diberikan kepada mereka yang ingin mempertahankan kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang ada atau memepetahankan status quo.  Jika anda adalah seorang konservatif, orang yang ingin kondisi tetap sebagaimana mestinya meski anda seorang Atheis maka anda adalah kanan.

Dalam konteks politik praktis, kelompok kanan dicerminkan oleh Partai Republik di Amerika Serikat, Partai Konservatif Inggris, Gereja Katolik Roma, kepemimpinan di Korea Utara dan Arab Saudi, Wahabi dan kelompok-kelompok lain yang ingin mempertahankan kondisi yang ada dan menentang perubahan. Sementara itu, kelompok Kiri dicerminkan oleh Partai Buruh di Inggris, Partai Komunis Rusia, Partai sosial Demokrat di Jerman, Austria, dan Swedia.

Dalam praktik, kelompok kanan cenderung konservatif, otoriter, Monarki, eksklusif, dan berpihak pada kelompok borjuasi. Hal ini dikarenakan kelompok kanan memang berusaha untuk mempertahankan status quo yang ada. Dengan prinsip yang semacam itu, tentu kelompok kanan akan mempertahankan kekuasaaannya dengan cara apapun. Politisi akan menjadi otoriter agar tidak ada yang berani menentang sikap politiknya. Seorang ekonom akan berpihak kepada pemodal, karena pada dasarnya mereka berasumsi bahwa hanya pemodal yang bisa membuat perekonomian tetap berjalan dan stabil.  Seorang sosiolog kanan akan mempertahankan kondisi sosial yang ada karena perubahan sosial akan memicu konflik sosial. Sementara seorang agamawan kanan akan menolak perubahan budaya agar mereka tetap dianggap sebagai pembawa kebenaran.



Berbeda dengan  kelompok kiri yang menerima perubahan sebagai bagian dari perkembangan zaman. Kelompok liberal adalah salah satu potret utama kelompok kiri, selain kaum marxis. Pada dasarnya kelompok kiri menerima perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang ada. Kelompok kiri lebih dinamis dengan berbagai macam aliran. Aliran utama dalam kelompok kiri adalah “kiri liberal” dan “kiri marxis”. Secara garis besar, kedua aliran tersebut dibedakan berdasarkan pada tujuan perubahan yang ingin dicapai. Kiri liberal lebih mengedepankan kebebasan individu, yang artinya mengarahkan perubahan yang hendak dicapai untuk kebebasan individu. Sementara kiri marxis lebih mengedepankan kebebasan individu kolektif, yang artinya mengarahkan perubahan yang hendak dicapai pada kebebasan individu secara kolektif (bersama-sama). Ciri khas dari kelompok kiri adalah keberpihakannya pada Rakyat dan kaum minoritas lain.

Presiden Soekarno pernah berkata, “Orang Kiri adalah mereka jang menghendaki perobahan kekuasaan kapitalis, imperialis jang ada sekarang. Kehendak untuk menjebarkan keadilan sosial adalah kiri. Ia tidak perlu Komunis. Orang kiri bahkan dapat bertjektjok dengan orang Komunis. Kiriphobi, penjakit takut akan tjita-tjita kiri, adalah penjakit jang kutentang habis-habisan seperti Islamophobi. Nasionalisme tanpa keadilan sosial mendjadi nihilisme.”(Cindy Adams, 1966:100)

Di indonesia saat ini, Political Spectrum yang semacam ini tidak terlalu terlihat. Hanya ketika masa pra-kemerdekaan dan era kepemimpinan Presiden Soekarno Political Spectrum yang semacam ini begitu terlihat. Meski pembedanya masih mengikuti pandangan awal kelompok “kanan” dan “kiri”, yaitu didasarkan pada ideologi yang mendasarinya, antara agama dan marxis. Political Sectrum di Indonesia pada era Soekarno bisa dilihat dengan munculnya partai politik besar, seperti Masyumi, Nahdatul Ulama yang dianggap Kanan dan PKI, PSI, Partai Murba yang dianggap Kiri. Yang menarik adalah kehadiran PNI yang tidak mau dianggap kanan atau kiri.

Meski tidak bisa dijadikan sebuah narasi dasar bagi pembentukan paradigma politik, penafsiran  istilah “kanan” dan “kiri” perlu untuk diluruskan kembali melihat kondisi Indonesia yang mengalami kiriphobia sejak era Soeharto. Selain itu ada juga kelompok “tengah” yang bersifat moderat dan tidak mau disebut “kanan” atau “kiri”. Kelompok ini menjunjung semangat “menerima perubahan dengan tidak meninggalkan akar perubahan yang ada”. Kelompok tengah dipandang pragmatis dan cenderung oportunis. Kelompok ini dicerminkan oleh Partai Demokrat DI Amerika, Parati Nasional Perancis, Dan banyak Partai di indonesia.

Begitulah sedikit gambaran mengenai istilah kelompok “kanan” dan kelompok “kiri”. Semoga kita tidak lagi salah sebut dan berlaku layaknya Hakim yang suka memvonis sebuah kelompok tanpa pernah tahu penjelasan dan fakta. Jika disuruh memilih kelompok mana yang cocok bagi saya, maka saya akan memilih……….. Ah…..Sudahlah…..

Semoga bermanfaat.

Merdeka!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar