Minggu, 08 Oktober 2017

Belajar Uang dari Bang Haji



Uang, siapa yang tidak mengenalnya? Mulai dari balita hingga manula mengenalnya bahkan mencintainya. Kehidupan sehari-hari tidak dapat dijalankan tanpa uang. Makan kita butuh uang, pakaian yang kita kenakan dibeli dengan uang, rumah yang kita tinggali dibangun dengan uang, bahkan untuk hanya sekedar ke kamar mandi kita harus mengeluarkan uang. Semua serba uang, oleh karena itu tidak jarang uang jadi alasan orang untuk membanting tulang hingga berbuat kriminal.

Tidak perlu kita repot-repot baca bukunya Jack Weatherford untuk mengenal uang. Tidak perlu juga kita baca bukunya Martin Suryajaya yang begitu abstrak untuk hanya sekedar tahu manfaat uang. Cukup kita mendengar suara merdu Bang Haji Rhoma Irama sang raja dangdut (bukan ketua partai politik) dalam lagu "rupiah".
Lagu yang populer dikalangan pecinta dangdut ini secara eksplisit memberikan kita semua sebuah pencerahan mengenai "uang". Dalam lagu tersebut, ada beberapa poin penting yang dapat kita pelajari agar tidak terkena dampak negatif dari uang, sehingga uang yang kita peroleh dengan segala daya dan upaya dapat memberikan manfaat yang positif bagi diri, keluarga, Bangsa, dan Agama. Amin. Sebelum membahas lebih jauh mengenai lagu Buang Haji, perlu diketahui bahwa rasa nasionalisme Bang Haji membuat beliau menggunakan terminologi rupiah sebagai pengganti uang. Namun, inti yang ingin disampaikan Bung Haji sama, yaitu memberikan kita penjelasan mengenai uang.

Tanpa ragu, dalam bait pertama Bang Haji langsung memberikan kita semua gambaran umum posisi uang dalam kehidupan manusia. Dengan lirik yang sederhana tapi penuh makna, Bang Haji berpesan bahwa semua manusia menyukai uang (rupiah) hingga semua rela untuk mencarinya. Asumsi semacam ini menunjukkan bahwa Bang Haji menekankan kepada kita semua bahwa uang sangat penting. Tak peduli dimana pun tempatnya berada, manusia pasti mencarinya. Hal ini terbukti dengan banyaknya pekerjaan yang memiliki resiko tinggi tapi masih diminati, seperti pekerja tambang atau konstruksi bangunan. Bukan hanya tidak mempedulikan resiko, untuk mendapatkan uang, bahkan banyak perempuan meninggalkan anak dan suaminya untuk pergi merantau ke negeri orang. Untuk apa? Tentu untuk mendapatkan uang. Seperti kata pepatah, "tuntutlah uang sampai ke negeri China". Carilah uang meski harus menyeberangi lautan dan daratan. Fakta dalam bait pertama dilengkapi dan dikuatkan dalam bait kedua yang berisi tentang kerelaan manusia mengorbankan nyawanya untuk mendapatkan uang. Bait ini menguatkan fakta bahwa uang adalah faktor utama dalam kehidupan manusia.

Sesuatu yang dianggap penting selalu memiliki dampak yang besar bagi kehidupan. Meski harus diakui bahwa setiap dampak tidak selalu positif tapi juga negatif. Begitu pula dengan uang. Besarnya ketergantungan manusia akan kehadirannya membuat yang berkuasa melebihi Tuhan. Bukan bermaksud mengajarkan hal yang buruk, seperti penjelasan Bang Haji dalam bait-bait awal lagunya, bahwa orang rela melakukan apa saja, bahkan nyawanya untuk mendapatkan uang. Padahal untuk melakukan ritual keagamaan seperti sholat saja masih bolong-bolong. Padahal sholat adalah tiangnya agama, bentuk paling paripurna dalam penyembahan manusia terhadap Tuhannya (bagi umat Islam). Ketika masuk reff, Bang Haji dengan cerdas membalik posisi uang sebagai pujaan menjadi uang sebagai penyebab bencana.

Bukan main-main, Bang Haji menjelaskan bahwa uang adalah penyebab pertumpahan darah hingga pecahnya sebuah persaudaraan. Sebuah analisis ekonomi politik yang luar biasa. Setiap geng motor harus waspada. Jauhkan geng anda dari uang, karena akan merusak persaudaraan yang kalian jalin ribuan kilometer. Bang haji seakan berpesan kepada Bani uang agar berhati-hati dalam menggunakannya. Jangan sampai uang yang sudah didapatkan dengan susah payah dan mempertaruhkan nyawa malah membuat kehilangan saudara, baik karena peperangan ataupun perpecahan. Sebuah ironi.

Masih dalam bait yang sama, Bang Haji juga menjelaskan bahwa uang akan membuat orang menjadi megah (besar, jumawa, terkenal) dan tanpa uang manusia menjadi susah (miskin, hina, tertindas). Sebuah penjelasan yang cerdas untuk menutup ironi yang dijelaskan pada kalimat sebelumnya. 

Bukan Bang Haji kalau tidak memberi solusi. Sebagai pimpinan tertinggi kerajaan Dangdut, Bang Haji dituntut bijak dalam setiap karyanya. Dua bait penutup membuktikan kualitas Bang Haji. Kebijaksanaan beliau tertulis dengan jelas dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh rakyatnya. Beliau berpesan, "hidup memang perlu rupiah, tetapi bukan segalanya. Silahkan mencari rupiah tapi jangan halalkan cara. Buat apa berlimpah tapi bawa bencana. Sedikitpun tak apa asal membawa berkah."

Pesan yang dalam dan menyentuh bagi siapapun yang waras akalnya, sehat badannya. Dari lagu ini pula saya percaya bahwa Bang Haji bukan hanya sekedar seniman biasa. Beliau adalah raja. Beliau adalah panutan. Hanya dari sebuah lagu beliau kita bisa belajar banyak. Kita dapat belajar bagaimanaenyikapi uang sehingga kita tidak menjadi bagian dari orang-orang yang tergolong merugi. Semoga sibuknya beliau tetap bisa berkarya dan menggoyang tubuh kita dengan lagu-lagunya.  Berpolitik boleh tapi jangan lupa rakyatnya, Rakyat Dangdut sedunia!!!!
Long life Bang Haji!!!!
Semoga bermanfaat....
Merdeka!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar